Sabtu, 06 November 2010

SESAAT..... KETIKA HATIKU TERBANG KELANGIT


Apa kabar dunia? Adakah kau masih menyimpan banyak bahagia yang tak abadi dibumi ini? Aku tersenyum menyambut hari  nan ceria ini. Alangkah bahagianya saat bisa berkumpul dengan seluruh keluargaku.  Natal yang selalu membawa kebahagiaan dihati setiap orang ini, sengaja kami jadikan moment yang indah untuk mengadakan acara pertunangan adikku, Tofan. Kami telah merancangkan acara itu  jauh jauh hari, sekalian melepas penat untuk mengakhiri tahun 2009 yang akan segera berlalu. Kami sekeluarga menginap disebuah penginapan di Surabaya yang memang telah kami pesan untuk acara pertunangan tersebut. Dua keluarga kecil adikku yang perempuan masing masing Eli dan Ita  datang bersama dengan suami dan kedua anaknya dari Bali plus adikku Tofan yang akan bertunangan. Adikku yang laki laki Guntur juga datang dari Tulungagung bersama keluarga kecilnya, yakni istri dan kedua anaknya beserta dengan ibuku. Aku sendiri yang datang terpisah dari mereka, karena memang hanya aku yang tinggal di Jakarta.  Kami sampai disurabaya sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Pupus sudah kerinduan yang kami pendam selama setahun terakhir ini. Semua bahagia menjadi satu, kami saling berteriak, berpelukan  dan saling berkomentar satu sama lain. Hm… begitulah indahnya harmoni keluarga kami. Kami memang hidup terpisah setelah kami semua beranjak dewasa.  Kami benar benar menikmati kebersamaan yang jarang terjadi ini. Semua tawa dan canda   seolah tak pernah ada habisnya mewarnai pertemuan kami. Selanjutnya kami berencana menghabiskan waktu selama tiga hari di Surabaya.
            Aku membuka tirai yang menutup jendela, sengaja membiarkan cahaya sang surya itu masuk menembus kamar penginapan kami, berharap semua orang yang masih berada didalam kamar akan terbangun saat disapu oleh silaunya  Ternyata ampuh juga, silau matahari tersebut mampu membuat kami semua yang masih berada didalam kamar  terbangun.          Aku langsung   menuruni anak tangga untuk menemui beberapa  orang yang sedang sarapan dilantai satu, disusul oleh adik adikku yang sudah mulai  terbangun semua. Penginapan yang kami sewa memang serupa rumah yang dilengkapi dengan dapur, ruang tamu lengkap  dengan isinya. Sehingga kami merasa seperti berada dirumah sendiri. Aku melihat Ibu  sedang menaruh roti di panggangan sambil ditungguin oleh beberapa keponakanku yang kebanyakkan masih balita. Mereka berjejer jejer menunggu antrian roti bakar yang dibuat oleh ibuku. Lucu sekali pemandangan itu! Sementara adik adikku  yang lain sibuk mempersiapkan baju untuk anak anak mereka mandi. Hari pertama ini rencananya kami akan mengambil kue kue pertunangan di daerah jembatan merah. Ramai sekali suasana sarapan pagi ini. Selalu seperti itu saat kami berkumpul. Semua keluargaku memang memiliki sense of humor yang luar biasa, dari ibuku, adik adikku bahkan semua keponakkanku yang masih balita itu. O ya masih ada satu orang lagi yang paling lucu dari salah satu anggota keluargaku.  Hm…Entahlah, aku merasakan pedih ketika aku ingin menjelaskan siapa satu orang lagi itu. Karena ia sudah tiada,  ia adalah  Kakakku. Dua tahun yang lalu, Tuhan yang sangat baik itu telah memanggilnya pulang.  Tiba tiba hatiku terasa terbang ke angkasa, ingin rasanya aku bertemu dengan orang orang yang aku kasihi, ayah dan juga kakakku. Ibu menyadari keadaanku yang tiba tiba mematung diantara semua  gelak tawa saudara saudaraku itu. Kemudian ia menghampiriku dengan menarik tanganku. Berhasil, membuyarkan lamunan sedihku. Aku tersenyum memandang ibu. “ Kenapa tiba tiba begitu sedih? Apa yang kau pikirkan?” “Ah ….Nggak papa kok Mam!” dustaku.  Ternyata, adik adikkupun tanpa kusadari ikut ikutan melihat kearahku. Mereka langsung terdiam tak berani bertanya. Aku jadi tidak enak hati telah menodai sedikit kegembiraan mereka dengan sikap diamku yang  tiba tiba.             “Oke selesai sarapan, kita semua bergantian mandi yuk!! Teriakku demi mencairkan suasana yang sedikit sendu akibat      ulahku. Berhasil! Keponakkanku ikut ikutan berteriak teriak “Hore ….hore… kita semua mandi dikolam renang yuk!! Teriak Raymond, anak adikku Eli yang sangat suka  berenang. Suasana kembali riuh, kami tertawa berderai derai melihat ulah serta tingkah polah anak anak kecil yang kebanyakan masih balita itu.
            Sementara kami saling bergiliran mandi. Semua keponakkan kecilku langsung terbang kekolam renang  yang ada didepan penginapan, sebelum mereka dimandikan. Saat menunggu giliran mandi beberapa saudaraku yang lain mulai membahas jadwal acara yang akan kita lewatkan di Surabaya. Acara pertunangan akan diadakan pada hari ketiga tepatnya di hari sabtu. Selebihnya kita akan menggunakan waktu yang tersisa dua hari ini untuk  mengelilingi tempat tempat bermain anak anak, tempat makan favorit keluarga kami dan meluangkan sedikit waktu untuk bertemu dengan beberapa kawan lama yang ada di Surabaya.  Hm…… aku sudah membayangkan, semuanya pasti akan menyenangkan. Lagi lagi  aku  ingat     kakakku   yang

telah pulang ke rumah Bapa. “Kak, apakah kau  bisa melihat, betapa bahagianya kami semua disini? Kak, aku akan ceritakan semua yang kami lakukan disini kepadamu!” bisik hatiku. Sebenarnya aku merasa konyol dengan sikapku ini. Diam diam aku menyimpan tawa dalam dadaku. Tapi aku benar benar merindukkan kakakku disaat saat seperti ini. Saat semua keluarga berkumpul, masih saja aku merasa ada yang hilang.
            Usai kami berbenah pagi ini, kami berencana mengambil kue pertunangan. Mengingat rumitnya tempat serta perjalanan yang akan kami tempuh, maka diputuskan, semua pria akan menjaga anak anak dipenginapan. Para wanita akan mengambil kue tersebut dengan mengandalkan aku sebagai sopir mereka. Setelah mengambil kue pertunangan didaerah Jembatan lima, kami  menikmati lontong balap pak gendut di daerah tidar.  Panas yang terik menyengat kota Surabaya saat kami menyelesaikan suapan terakhir dari nikmatnya lontong balap kegemaranku. Menuju perjalanan pulang ke penginapan, sesekali sebagai ibu yang baik, adik adikkupun memantau keadaan anak anaknya, dan para suami itu nyatanya bisa diandalkan juga. Tapi sebatas menjaga, untuk urusan makanan tetap mereka mengandalkan kami sebagai wanita. Mereka dengan sabar menunggu kepulangan kami mencari makanan, hm……begitulah para wanita, meski yang tengah kelaparan sedang menunggu, kami tetap mencari makanan yang kami rasa enak, bersih dan yang paling penting harganya murah meriah he…he….he…… Akhirnya kami temukan juga makanan khas jawa timur yang sangat pas dengan lidah kami didekat  tempat  penginapan.
            Sorenya kami pergi ke Tunjungan Plaza. Sebelum ke Tunjungan Plaza, kami menjemput keponakan kami, Sonia, anak kakakku yang meninggal. Ada sedikit keharuan mewarnai pertemuan kami, karena memang telah begitu lama sejak kakakku meninggal keponakkanku itu tinggal bersama ibunya. Diam diam aku meneteskan air mata, tak banyak tapi cukup membuat hatiku sakit sekali. Aku memang paling cengeng sekaligus paling tegar diantara keluargaku. Selintas aku seperti melihat kakakku. “Kak, aku menemukannya, ia anakmu, Sonia sudah besar dan cantik. Kakak pasti juga akan bangga melihatnya.”. Ah…. Selalu saja aku mengacaukan kebahagiaan kami dengan sedikit kesedihan yang seharusnya telah berlalu. Selanjutnya kami langsung menuju ke Tunjungan Plaza. Disana semua tujuan kami bisa terpenuhi. Anak anak main di game zone dalam pengawasanku dan ibuku. Beberapa adikku yang lain menyempatkan diri untuk berbelanja dan yang lainnya bertemu dengan kawan kawan lama di Surabaya. Sebuah keadaan yang akan sangat jarang terjadi. Untuk itulah kami sangat menikmati pertemuan ini.  Setelah puas bermain dan menikmati makan malam di Tunjungan Plaza, kami langsung pulang kepenginapan sambil menikmati indahnya malam dikota Surabaya. Habis sudah hari pertama ini kami lalui dengan penuh kebahagiaan.
            Hari kedua ini, rencananya kami akan menghabiskan waktu ke pasar atom. Kami ingin menikmati semua jajanan pasar atom yang sangat kami kangeni itu. Lontong mie, bakso ketabang kali, nasi empal, kue kue yang sangat mengundang selera yang digelar dilantai dasar. Hm…….belum makan aja, aku sudah bisa menebak rasanya saat makanan itu ku santap. Lagi lagi kami hanya pergi dengan beberapa cewek saja, mamaku, adikku Ita dan anaknya angel, Eli adikku cewek yang paling kecil serta Sonia anak kakakku yang meninggal. Sedangkan para pria itu lebih suka menjaga anak anak dipenginapan.  Begitulah takdir alam, selalu saja para pria  tak begitu suka menemani wanita untuk berbelanja. Kami mencari beberapa pernik pernik perhiasan untuk mendukung penampilan kami di acara pertunangan esok hari. Narsis abislah kami berusaha mendadani diri secantik mungkin. Maklumlah harus bertemu dengan keluarga lain. Demi pertunangan ini, paling tidak kita bisa memberi kesan yang lumayan kepada pihak keluarga wanita. Begitulah kira kira harapan kami. Semoga bisa di terima! Pasar atom masih seperti dulu penuh sesak dengan pengunjung, ada beberapa bangunan yang agak berubah sana sini, tapi tak mengurangi suasana khasnya. Aku jadi teringat saat saat berada di Surabaya  sepuluh tahun yang lalu. Tempat ini hampir setiap minggu aku kunjungi. Ada saja yang aku lakukan dengan kunjunganku itu. Sekedar makan makanan kesukaanku, bakso ketabang kali, cakwe udang yang yummy banget, membeli sepatu atau apa saja yang aku butuhkan, semuanya ada dipasar atom. Puas sudah rasanya mengelilingi pasar atom seharian, tak sedikitpun celah dari pasar itu yang kami lewatkan.
            Ini adalah hari pertunangan adikku, sekaligus hari terakhir kami berada di Surabaya. Bisa kulihat rona bahagia diwajah semua keluargaku terutama ibu. Hari yang kami tunggu tunggu ini akhirnya datang juga. Kami berkenalan dengan seluruh keluarga Natasha, wanita pilihan adikku. Pertemuan istimewa ini kami tandai dengan saling memperkenalkan seluruh anggota keluarga. Lagi lagi ditengah  kebahagiaan ini aku ingat kakakku dan juga ayah.  Andai saja mereka masih ada, tentu mereka bisa menikmati hari bahagia ini. “Kak, apa kau lihat hari bahagia ini? Kami tidak bisa memperkenalkanmu Kak!” bisik hatiku.           Ada keharuan menyelinap didalam  hatiku. Antara bahagia dan sedih berbaur menjadi satu. Acara pertunangan berjalan dengan lancar dan penuh keakraban. Pesta kecil itu pada akhirnya usai sudah. Kami seluruh keluarga masih harus menghabiskan liburan kekampung halaman tercinta Tulungagung.  Hm……….. sudah pasti jauh lebih asyik dan menyenangkan. We are                         coming …………My beloved Tulungagung.
            Nah, Kakak, aku sudah menceritakan semua hari hari bahagia keluarga kita di Surabaya. Apakah Kakak di surga sana, melakukan hal yang aku lakukan juga? Ataukah kakak sedang berjalan-jalan bersama ayah, menyusuri taman surga yang indahnya tak terkatakan itu? Aku sungguh ingin bertemu kakak juga ayah, bila waktu nya sudah tiba nanti. Mungkin setelah aku tua ya Kak? Atau kapan hari itu tiba, aku tak tahu kak! Mungkin bisa lama, mungkin juga bisa secepatnya.  Tapi yang aku inginkan, aku harus bertemu dengan Kakak apabila aku sudah mencapai semua yang kuinginkan. Apa kau masih ingat tentang rahasia kita berdua Kak?  Kakak ingin menjadi hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa dan aku ingin menjadi penulis, karena itulah hobby kita berdua. Nanti kita berdua akan saling mendukung. Kakak yang mengarang, aku yang akan menuliskannya. Dan Kakak memintaku untuk tidak  bilang kesiapapun, sebelum semuanya menjadi kenyataan. Itulah impian kakak yang terbesar! Belum sempat mimpi itu kita raih,  Tuhan sudah memanggil Kakak pulang. Sayang Tuhan punya rencana yang lain dalam kehidupan kita ya Kak! Kemudian Kakak juga pernah bilang " Kamu terlalu baik hati, jangan sampai dibohongin terus menerus sama orang lain, jangan terlalu percaya kepada siapapun!” Aku merasa tersanjung Kak!  Semua pesan kakak itu masih tersimpan dalam Hand phoneku! Lalu Kakak juga bilang “  Kau bisa membuat cita-citamu setinggi langit, asalkan kau mengangkat kualitas dirimu setinggi langit juga." Begitulah kau menambahkan petuahmu Kak! Sungguh, aku akan melakukannya Kak. Apa kau tahu Kakak? Sampai detik ini, aku masih menangis dikala malam. Saat aku mengingat semua yang pernah kita jalani bersama.
Kak ……
Aku merindukanmu
Apa kau tahu itu?
Dulu aku pernah marah
Saat kakak tiba tiba pergi begitu saja
Kenapa Tuhan sengaja memisahkan kita?
Saat tak banyak waktu yang kita punya untuk bersama
Sampai tanpa sadar …..
Aku ingin menggugatNYA
Bukankah DIA telah mengambil ayah?
Kau terlalu cepat pergi Kak…..
Kau menyusul Ayah terlalu terburu
Ayah sudah bahagia disurga
Ia punya banyak teman
Kenapa kau susul juga?
Dan kau meninggalkan semua kesedihan disini

Tapi sekarang aku sadar ……
Waktu  terlalu singkat untuk menjadi bahagia disini
Tak ada yang abadi Kak!
Kau lihat Kak…….
Kemarin baru saja kita berkumpul bahagia
Sekarang kita sudah berpisah lagi
Begitulah sang waktu selalu kejam
Membatasi kebahagiaan kita

Aku yakin Kak ….
Kau dan Ayah pasti telah bahagia disana
Tanpa harus berpacu dengan waktu
Tanpa harus bergelut dengan kesedihan
Tanpa batas dan kekal selamanya


Tenanglah ditempatmu yang abadi Kak …
Biarkanlah kami tetap disini
Menunggu sampai waktunyakan tiba
Kita semua pasti akan berkumpul kembali
Dirumah baru kita
Rumah yang selalu penuh dengan bahagia dan sukacita
Rumah BAPA  kita di Surga

Surabaya, 23 Desember 2009,
Tak pernah ada kebahagiaan yang abadi dibumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar