
Ayah duduk dengan tatapan hampa
Aku berusaha mendekatinya
Sesaat kemudian …….
Ia menatapku dengan matanya yang teduh
Seraya tersenyum…………seolah berkata
“ Kau adalah impian Ayah!”
Aku tahu………..
Ayah menyadari, tak semua impian hidupnya akan terpenuhi
Entah kenapa ……….
Ayah selalu saja merasa …….
Usianya telah dimakan oleh waktu
Hingga setiap katanya terselip
“Ayah sudah tua, kau harus ingat itu!”
Seolah terlalu singkat hari hari yang akan terlewati
Ayah menghabiskan waktunya untuk bekerja
Wajahnya menunjukkan ia seorang pekerja keras
Ia bekerja dari pagi hingga petang hari
Begitulah ayah mengurai waktunya
Minyimpan semua impiannya sendiri
Meneteskan keringat dan rindunya hanya untukku
Ayah mengenalkanku kepada Sang Juru Selamat
Melalui ketegaran imannya
Ia membimbingku melewati berbagai rintangan hidup
Dibawanya aku lebih dekat kepadaNYA

Ia mengajarkanku tentang kejujuran
Ia mengajariku untuk bertanggung jawab dalam hidup ini
Ia memberiku banyak cerita tentang kebenaran hidup
Yang tak ternilai maknanya
Sedalam laut dan seluas langit
Ayah selalu memberiku semangat
Menggapai mimpiku setinggi bintang dilangit
Meski ia harus menyimpan semua impiannya sendiri
Namun…….aku tahu dalam hatinya
Ia tetap rindu dan menanti
Suatu saat aku akan meneruskannya
Kami sering tertawa bersama
Memandang senja yang mulai temaram
Ayah selalu senandungkan kidung cintanya
Ia mengajarkanku banyak melody kehidupan
Supaya aku bisa bersahabat dengan semua nada dibumi ini
Saat ini ……
Aku sedang meneruskan mimpi ayah
Melakukan semua yang ayah belum sempat lakukan
Dan dari surga suara ayah seolah menembus waktu
Sayup sayup ku dengar …..
“Terima kasih, kau telah lakukan semuanya untuk ayah, teruskanlah!”
Jakarta, 25 Maret 2010, Saat aku merindukan Ayah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar